Senin, 07 Desember 2009

Sapi Sono & Saronen


Sapi Sono atau Sapi Pajhangan atau Sapeh Sono’ adalah salah satu tradisi masyarakat Madura yang tetap bertahan hingga saat ini. Memang tidak sepopuler seperti Kerapan Sapi akan tetapi tradisi ini tetap menarik untuk dinikmati. Sapi Sono merupakan kontes sapi betina pilihan dari berbagai umur, yang dihias bak ratu kecantikan dengan dandanan menarik. Mulai dari panggonong, kain pakaian yang bersulamkan benang emas yang berkilauan ketika ditimpa sinar matahari, beludru merah dan juga kuning, kayu ukir bentaos dari Karduluk (sentra ukiran Sumenep), juga tak ketinggalan kelintingan (bebunyian), hanya saja tidak menggunakan Kaleles. Pada pakaian tersebut terdapat rumbai-rumbai yang bergelantungan dan tak kalah menariknya, kulit sapi terlihat bersih terawat dengan kuku dan tanduk yang terpelihara pula.

Menurut sejarahnya, Sapi Sono masih terkait dengan karapan sapi yang muncul dari sebuah keinginan adanya hiburan dalam menghadapi musim tanam tembakau. Tidak cukup hanya menggunakan sapi jantan yang di adu kecepatan di karapan sapi, Masyarakat Madura juga menggunakan sapi betina sebagai bentuk sarana hiburan, seperti di Sapi Sono. Namun, dalam kontes Sapi Sono semua peserta berhak mendapatkan penghargaan dari panitia. Hal ini sangat berbeda dengan karapan sapi, penghargaan hanya diberikan pada satu pemenang saja

Pengertian dari Sapi Sono berasal dari bahasa Madura yaitu dari kata “srono” atau “nyono” yang artinya masuk. Masuk di sini adalah berkaitan dengan awal mula budaya ini, yang kerap digunakan menyambut tamu yang datang di rumah warga Madura. Jadi secara budaya, Sapi Sono menyimbolkan sebuah kesopanan dalam bertingkah laku. Karena simbol dan makna itulah, sejak sekitar tahun 1970-an di Madura, Sapi Sono mulai digunakan sebagian masyarakat untuk penyambutan tamu dalam berbagai acara. Misal saja acara pernikahan, ataupun khitanan.

Arena yang digunakan untuk kontes Sapi Sono biasanya satu lokasi dengan lapangan Kerapan Sapi, akan tetapi dilengkapi dengan panggung kayu yang diberi garis lintasan, serta labhang saketheng ( semacam Gapura ) yang diberi aneka benda seperti : cermin besar , orang- orangan atau topeng dan semacamnya, (supaya sapi ketakutan ketika melintasi gerbang) serta dipadukan dengan iringan kesenian musik Saronen. Saronen adalah sebuah musik khas Madura yang di antaranya terdiri atas bunyi-bunyian selompret dari kayu jati. Iringan musik saronen inilah menambah menariknya suasana Sapi Sono. Sehingga tidak hanya sapi yang dihias seperti pengantin, tetapi kelompok pemusik saronen juga dihias dengan seragam warna-warni.

Pada Kontes Sapi Sono, yang menjadi pokok penilaiannya adalah :
Keanggunan sapi ketika berjalan dengan dengan arah lurus kedepan.
Keselarasan pada saat berjalan serta kesesuaian langkah
seirama dengan musik pengiring.

Penilaian dilakukan oleh dewan juri didasarkan pada sejumlah ketentuan yang disepakati bersama sebelumnya,dengan menggunakan jumlah poin. Sebagai contoh adalah batasan waktu dari tempat gerbang start sampai dengan finish, yang harus diselesaikan dalam waktu dua menit. Ketidaktepatan waktu akan mengurangi poin yang telah didapat sebesar 5 poin. Pasangan Sapi Sono yang menyentuh garis lintasan pada panggung akan mendapat sanksi berupa pengurangan lima poin. Sedangkan sapi yang berbalik arah dinyatakan gagal atau didiskualifikasi.

Penilaian terbaik diberikan pada pasangan Sapi Sono yang berjalan lurus serasi antar gerakan kaki. Setelah itu pasangan Sapi Sono harus naik panggung yang terbuat dari papan, dengan cara menginjakkan dua kaki depannya di atas papan. Tepat di bibir papan kayu, dua kaki depan pasangan Sapi Sono harus serasi diam menunggu penilaian dewan juri. Bila kaki tidak pas menginjak papan panggung, penilaian bisa berkurang. Begitu pun jika sepasang kaki depan sapi bergerak-gerak tidak tenang, penilaian juga akan berkurang.

Unsur penilaian lainnya , ketepatan berhenti dibawah gapura yang diberi benda yang menakutkan tadi. Sapi yang tidak takut atau berani dan terlatih dengan baik, akan berhenti tepat dibawah gapura sesuai dengan perintah pengendali atau pemiliknya. Sapi yang tepat berhenti dibawah gapura telah ditetapkan dewan juri sebagai pemenang .
Kontes Sapi Sono tidak kalah menariknya dengan Kerapan Sapi , sapi yang menang dalam kontes sapi sono juga memiliki harga jual yang cukup mahal. Perawatan dan latihan yang diberikan memerlukan biaya yang mahal seperti layaknya perawatan pada sapi kerapan.
Tidak seperti sapi-sapi pada umumnya yang digunakan membajak di ladang persawahan. Sapi betina untuk Sapi Sono harus mendapatkan perhatian ekstra. Biasanya si pemilik sangat memanjakan Sapi Sono ini, karena prestasi yang dapat diraih bukan saja memberikan kebanggaan,tetapi juga mampu mengangkat pamor sang pemilik.

Selain rumput sebagai pakan utama, Sapi Sono juga mendapat ramuan khusus yang terdiri dari terdiri dari telur ayam kampung, kunyit, gula merah, dan dicampur dengan jamu sehat dari madura. Telur ayam kampung yang dibutuhkan per ramuan untuk satu sapi sebanyak 10-15 butir. Mendekati satu minggu sebelum kontes biasanya komposisi ini ditingkatkan hingga dua kali lipat.

Sapi Sono juga harus rajin dimandikan di pandokan (tempat khusus untuk memandikan sapi), dengan diberi sabun pelembut bulu dan pijat seluruh badan, minimal, dua hari sekali. Karena sapi-sapi itu harus bersih dan cantik secara fisik, seluruh bulu di badan Sapi Sono juga harus dipotong pendek dan rapi.

Tidak sampai berhenti disitu, para pemilik sapi sono berani mempekerjakan joki untuk merawat sapi betina itu secara khusus setiap hari. Tidak sekedar bertugas memberikan perhatian lebih pada kondisi tubuh sapi, joki juga melatih keselarasan dan gemulai gerakan kaki, yang nanti juga masuk dalam kategori penilaian di arena kontes.

Untuk menambah keyakinan pada sapi yang telah dilatih , pemilik sapi datang pada orang yang dianggap sebagai orang pintar dalam dunia mistis atau orang yang punya mantera. Mereka menggunakan jalan dunia mistik atau mantera bukanlah sesuatu yang kebetulan saja. Mereka melakukan hal itu untuk melancarkan jalannya permainan dan membuat sapi tunduk, pasrah, dan siap menghadapi lawan tangguh sekalipun.

duniasapi.com

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates